IMPLEMENTASI
PROGRAM PENGEMBANGAN TATA RUANG PERPUSTAKAAN SMAN 6 KOTA SERANG
Abstrak
Penelitian
ini dilatarbelakangi oleh keluh kesah pengunjung perpustakaan mengenai ketidak
nyamanan mereka diperpustakaan yang masih belum tertata rapih mengenai tata
ruang perpustakaan sehingga pengunjung enggan mengunjungi perpustakaan, oleh
karenanya untuk mengembangkan kenyamanan dan ketenangan dalam mengunjungi
perpustakaan maka diperlukannya penataan ruangan perpustakaan.
Tujuan
penelitian ini adalah: (1) untuk mengembangkan kenyamanan dan ketenangan
pengunjung (2) untuk mengembangkan pelayanan perpustakaan (3) untuk menarik
ketertarikan siswa dalam membudayakan membaca diperpustakaan dengan nyaman dan
tenang.
Penelitian
ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk menggali
informasi dan memberi gambaran tentang impelemntasi program pengembangan tata
ruang perpustakan SMAN 6 Kota Serang.
Hasil program pengembangan tata ruang
perpustkaan SMAN 6 Kota Serang ruang perpustakaan dikelola sudah cukup baik,
meja sirkulasi, meja petugas perpustakaan, meja belajar, dan meja koleksi buku
sudah cukup baik, serta kenyamanan perpustakaan sudah siap dipakai oleh pengunjung
perpustakaan agar para pengunjung mendapat pelayanan yang baik tata ruang yang
baik dan menimbulkan kesenangan sehingga akan selalu mengunjungi perpustkaan.
Kata
kunci : fungsi ruangan, lokasi
ruangan, luas ruangan, penataan ruangan
Pendahuluan
Perpustakaan
sekolah merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap murid-murid. Dalam penyelenggaraannya memerlukan ruang
khusus beserta perlengkapannya. Semakin lengkap perlengkapannya semakin
menunjang penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Ruang dan perlengkapan harus
ditata dan dirawat dengan baik sehingga benar benar menunjang penyelenggaraan
perpustakaan sekolah secara efektif dan efesien.
Perpustakaan
sebagai lembaga penyedia informasi memiliki tugas memberi dan melayani pengguna
yang berkaitan dengan pemenuhan informasi. Untuk dapat melayani pengguna
perpustakaan secara baik, perpustakaan harus dapat memiliki koleksi-koleksi
yang relefan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan agar pengguna perpustakaan
merasa puas dalam memanfaatkan layanan perpustakaan. Hal lain yang perlu
diperhatikan yakni tata ruang dalam sebuah perpustakaan.
Ruang
perpustakaan sekolah bisa berupa ruang seperti ruang kelas karena memang yang
ada hanya ruang kelas biasa yang kebetulan tidak terpakai, dan bisa berupa
gedung khusus dalam pembangunnanya memang direncanakan untuk perpustakaan
sekolah. Apapun bentuknya baik berupa ruang kelas ataupun gedung khusus harus
memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu untuk penyelenggaraan perpustkaan sekolah.
Tata
ruang diperpustakaan berperan penting
dalam kenyamanan, keindahan, dan juga meningkatkan keinginan pengunjung untuk
datang ke perpustakaan. Tata ruang yang baik tentunya harus berpedoman pada
kaidah-kaidah perpustakaan yang memuat tentang aturan penataan ruangan.
Idealnya
hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyediaan ruangan perpustakaan
sekolah, yaitu : perwarnaan, penataan, dekorasi, dan penerangan.
Namun
pada kenyataannya perpustakaan SMAN 6 Kota Serang belum mendapatkan perhatian
untuk penataan ruang perpustakaan karena tata ruang perpustakaan belum dikelola
secara maksimal.
Berdasarkan
pengamatan penulis ditemukan fakta bahwa Tata Ruang Perpustakaan SMAN 6 Kota
Serang belum dikelola secara maksimal. Maka, penulis tertarik untuk membuat
artikel dengan judul “ IMPLEMENTASI
PROGRAM PENGEMBANGAN TATA RUANG PERPUSTAKAAN SMAN 6 KOTA SERANG “.
Rumusan Masalah :
Berdasarkan
uraian diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas
diantaranya :
Bagaimana
keadaan perpustakaan SMAN 6 Kota Serang?
Bagaimana
tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang?
Rumusan Tujuan :
Untuk
mengetahui keadaan perpustakaan SMAN 6 Kota Serang
Untuk
mengetahui tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang
Kajian Literatur
Pengertian
Perpustakaan berasal dari kata
Sansekerta, pustaka yang artinya kitab, buku. Dalam bahasa Inggris, istilah library berasal dari kata Latin liber atau libri yang artinuya buku. Dari kata Latin tersebut, terbentuklah
istilah librarius yang artinya
tentang buku. Dalam bahasa Belanda bibliotheek,
Jerman bibliothek, Perancis bibliotheque, Spanyol bibliotheca, dan Portugal bibliotheca. Semua istilah itu berasal
dari bahasa Yunani biblia yang
artinya tentang buku, kitab.
Menurut
Sulistyo Basuki perpustakaan adalah sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri
yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan
menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.
Dalam
Wikipedia disebutkan, pengertian perpustakaan dalam arti modern adalah tempat
untuk mengakses informasi dalam format apapun, apakah informasi itu disimpan
dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak.
Secara
umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat
kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarlusan (pelayanan) segala macam
informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti
buku, majalah, surat kabar film, kaset, tape recorder, vidio, komputer, dan
lain-lain. Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem
tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca
dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya.
Dalam pedoman Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan (2010),
definisi dari perpustakaan adalah suatu institusi pengelola koleksi karya
tulis, karya cetak dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku
guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi,
kultural, dan rekreasi.
Dari berbagai sumber tersebut, dapat
disimpulkan bahwa perpustakaan ialah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan
untuk menyimpan koleksi buku atau koleksi lain bagi pengunjung untuk membaca,
meminjam, ataupun merujuk, namun bukan untuk dijual. Pengertian ini menunjukan
bahwa koleksi perpustakaan digunakan untuk mendayagunakan koleksinya untuk
kepentingan para pengunjung, bukan untuk kegiatan jual beli.
Tata berarti
peraturan, atau penyusunan. Sedangkan gedung atau ruangan perpustakaan adalah
bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah
perpustakaan. Segala sesuatu yang berada dalam ruangan yang dibuat dan diatur
sebagai wadah dalam suatu kegiatan dalam melakukan kegiatan adalah arti dari
tata ruang. Sedangkan tata ruang perpustakaan adalah usaha untuk mengatur dan
menyusun ruangan perpustakaan dengan sedemikian rupa sehingga dapat tercipta
suasana yang indah, rapi, bersih, aman dan nyaman bagi pengguna maupun
pustakawan” (UU No. 24 Th.1992).
Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
berada di atas dan/atau di dalam tanah dan /atau air, yang berfungsi sebagai
tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal,
kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan
khusus.
Gedung perpustakaan merupakan salah satu
sarana penunjang dalam penyelenggaraan perpustakaan. Gedung merupakan tempat
segala aktivitas dari program perpustakaan dirancang dan diselenggarakan.
Yang dimaksud dengan ruang perpustakaan
adalah tempat diselenggarakannya perpustakaan. Sebagian besar kegiatan-kegiatan
perpustakaan berada dalam ruangan tersebut. Demikian pentingnya kedudukan ruang
perpustakaan sehingga banyak ahli yang memberikan bataskan perpustakaan sebagai
ruangan tempat dihimpunnya berbagai macam sumber informasi.
Fungsi Ruangan
Fungsi ruangan perpustakaan sekolah
secara umum adalah untuk: 1) tempat para petugas melaksanakan kegiatan-kegiatan
perpustakaan, yakni menghimpun, mengolah dan kemudian melayanankannya kepada
pengguna. 2) tempat penyimpanan koleksi perpustakaan, baik yang fungsina
sebagai koleksi dasar pendukung kurikulum sekolah maupun koleksi penunjang.
3) tempat pelaksanaannya kegiatan rutin
layanan perpustakaan sekolah. 4) tempat belajar secara bersama para siswa pada
saat tertentu.
Luas Ruangan
Sesuai dengan fungsi-fungsi ruangan
perpustakaan sekolah, maka luasnya pun disesuaikan dengan kebutuhan. Namun
setidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) ruangan untuk petugas:
petugas perpustakaan sekolah perlu disediakan ruangan secara khusus, setidaknya
disediakan tempat khusus dalam ruangan perpustakaan secara keselurahan, supaya
dalam melaksanakan tugas kegiatannya tidak terganggu. 2) ruangan untuk menyimpan
koleksi : koleksi perpustakaan perlu ditata dan disusun secara teratur sesuai
dengan sistem tertentu dalam ruangan yang khusus diperuntukan untuk itu.
Misalnya ada ruangan koleksi yang bisa dipinjamkan, ruangan koleksi referens,
ruangan khusus majalah, dan surat kabar dan ruangan lain yang diperlukan. 3)
ruangan untuk kegiatan pelayanan: ruangan layanan ini meliputi ruangan untuk
keperluan: a) ruang untuk kegiatan layanan
membaca: ruangan ini diperlukan untuk kegiatan membaca dan belajar di
perpustakaan, luas ruangan disesuaikan dengan keperluan. b) ruangan untuk
layanan referens: ruangan ini diperlukan untuk menyimpan koleksi referens dan
sekaligus untuk untuk pelayanannya. c) ruang untuk kegiatan layanan sirkulasi: diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan layanan peminjaman koleksi.
Untuk menghitung luas ruangan bagi
perpustakaan sekolah, menurut Perpustakaan Nasional RI, dihitung 3 m2
untuk setiap siswa, selanjutnya dikalikan 10,5 dari populasi siswa sekolah yang
bersangkutan.
Contoh: sekolah memiliki siswa
sebanyak 360 siswa yang terdiri atas kelas sepuluh sampai dengan kelas
duabelas. Berdasarkan ketentuan tersebut maka luas ruangan perpustakaan sekolah
itu adalah: 10,5 x 360 x 3 m2
= 113,4 m2 , dibulatkan menjadi 113 m2 .
Atas dasar perhitungan seperti itu
maka ruangan perpustakaan sekolah bisa diperhitungkan sebagai tampak dalam
tabel berikut:
Jumlah
siswa
|
Luas
ruangan perpustakaan
|
360 – 480
180 – 360
91 – 180
|
113 m2 –
151 m2
57 m2 – 113 m2
30 m2 – 57 m2
|
Sumber:
Perpustakaan Nasional RI, 1998/1999.
Apabila suatu sekolah tidak mampu
menyediakan ruangan ataupun membangun gedung tersendiri untuk keperluan
perpustakaan, maka sebagai alternatif bisa menggunakan ruangan kelas yang
dijadikan sebagai ruangan perpustakaan. Ruang kelas pada umumnya berukuran 8 x
7 m2 , atau sekitar 56 m2 sebagaimana dalam peraturan mentri pendidikan
nasional RI nomor 24 tahun 2007.
Lokasi Ruangan
Dalam permendiknas Nomor 24 Tahun
2007 disebutkan bahwa ruangan perpustakaan sekolah terletak dibagian sekolah
yang mudah dijangkau. Ketentuan ini memberikan arahan bahwa lokasi ruangan
perpustakaan paling tidak memenuhi syarat, sebagai berikut: 1) Berada di sekolah
yang bersangkutan. 2) Penempatannya harus strategis, dekat dari seluruh
kelas-kelas yang ada di sekolah yang bersangkutan, dan mudah dijangkau oleh
guru dan siswa.
Dengan terpenuhinya dua persyaratan
diatas, diharapkan penempatan lokasi ruangan perpustakaan dapat memberikan
motivasi kepada para siswa untuk mau mengunjungi perpustakaan.
Penataan Ruangan
Ruang perpustakaan sekolah bukan
hanya sekedar tempat menyimpan bahan bacaan dan penataan furnitur semata,
tetapi diharapkan menjadi pusat kegiatan membaca dan belajar yang menyenangkan.
Bila ruangan perpustakaan ditata sedemikian rupa tentunya akan menyenangkan dan
membuat para siswa merasa nyaman dan betah berlama-lama berada di ruang
perpustakaan.
Kondisi tata ruang perpustakaan
sekolah cukup cukup menentukan keberhasilan pengelolaan perpustakaan sekolah
tersebut. Oleh karena itu ia harus ditata sebaik baiknya, sehingga dapat
menumbuhkan rasa nyaman dan menyenangkan bagi pengunjungnya. Penataan ruangan
perpustakaan sekolah secara khusus meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1)
Tata Ruang: menurut Lia Yulia istilah
tata ruang disebut juga layout adalah pengaturan perabot, mesin, dan sebagainya
di dalam ruang yang tersedia. Yang dimaksud dengan tata ruang perpustakaan
sekolah adalah pengaturan ruangan dan bagian-bagian yang berada di dalamnya
seperti perabotan dan peralatan perpustakaan lainnya. Melalui tata ruang
perpustakaan ini diharapkan tercipta hal-hal sebagai berikut: a) Komunikasi dan
hubungan antar ruang, staf dan pengunjung perpustakaan tidak terganggu. b) Pengawasan
dan pengamanan koleksi perpustakaan bisa dilakukan dengan baik. c) Aktivitas
layanan bisa dilakukan dengan lancar. d) Udara dapat masuk ke ruangan
perpustakaan dengan leluasa, namun harus dihindari sinar matahari menembus
koleksi perpustakaan secara langsung. e) tidak menimbulkan gangguan terhadap
pembaca/pengguna dan staf perpustakaan. f) menjaga supaya tidak terjadi
kesimpangsiuran para pengguna perpustakaan yang mengakibatkan ketidak nyamanan.
g) mempelancar proses pekerjaan perpustakaan. h) memungkinkan pemakaian ruangan
perpustakaaan secara efektif dan efesien.
Sehubungan dengan persyaratan dan
harapan terciptanya suasana dan kondisi seperti itu, maka yang terpenting dari
adanya tata ruang perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut: a) pintu masuk
dan keluar yang digunakan untuk lalu lintas pengunjung perpustakaan hanya satu,
yakni pintu yang masuk ke bagian peminjaman. Jika terdapat pintu lain di
ruangan perpustakaan tersebut, gunakan saja pintu sebagai pintu darurat. b)
meja peminjaman perlu ditempatkan dekat pintu masuk. Maksudnya adalah selain
berfungsi memudahkan pengontrolan lalu lintas pengunjung, juga berfungsi
sebagai informasi umum. c) lemari katalog ditempatkan di samping atau di depan
meja peminjaman, agar dapat memudahkan petugasuntuk memberikan membantu
pengunjung yang menemui kesulitan penelusuran. d) rak-rak buku berada di
pinggir, bergandengan dengan dinding sehingga pengamatan kepadanya dapat
dijangkau dari meja peminjaman. e) di sekitar rak buku perlu disediakan meja
baca atau meja belajar, terutama diperuntukan bagi mereka yang hanya ingin
membaca dan belajar di perpustakaan. f) ruang referens sebaiknya terpisah
dengan ruang koleksi yang dipinjamkan dan sebaiknya ditempatkan di bagian
belakang, sehingga para pembacanya lebih tenang. g) penempatan perabot dan
peralatan perpustakaan yang lainnya disesuaikan dengan kondisi dan fungsinya
masing-masing. h) papan pengumuman perpustakaan ditempatkan di depan ruang
perpustakaan. Fungsinya agar semua pengumuman yang disampaikan perpustakaan
dapat dibaca oleh semua siswa yang berkunjung ke perpustakaan. i) meja baca dan
meja belajar ditempatkan sebelum masuk ke ruangan tempat penyimpanan rak-rak
buku atau bisa saja ditempatkan berdampingan dengan tempat penyimpanan rak-rak
buku.
Berikut adalah model tata ruang
perpustakaan sekolah yang dianjurkan oleh Perpustkaan Nasional RI.
2)
Dekorasi: ada dua hal yang harus menjadi perhatian dalam mendekorasi ruangan
perpustakan sekolah, pertama,
pewarnaan ruangan, kedua, penciptaan
keindahan ruangan. Kedua hal ini harus disesuaikan dengan karakter para siswa.
Karena hal kedua ini memiliki pengaruh psikologi pada para siswa. Misalnya,
warna biru muda akan memberikan efek pada ketenangan siswa.; merah muda akan
memunculkan rasa semangat dan ceria; dan putih akan menjadikan perasaaan teduh
serta pandangan yang terang dan seterusnya.
Pewarnaan tidak hanya menyangkut
dinding perpustkaan saja tetapi juga menyangkut dinding perpustakaan saja
tetapi juga menyangkut elemen-elemn lain di dalam ruangan perpustakaan, seperti
plafon atas, lantai dasar, dan elemen-elemen pengisi ruangan perpustakaan;
seperti meja dan kursi baca, rak buku, dan majalah. Dengan demikian ruang
perpustakaan pun terampil dengan nuansa penuh semangat yang membuat para siswa
senang untuk membaca dan belajar di perpustakaan.
Hal penting lain dalam dekorasi
ruangan perpustakaan sekolah adalah unsur keindahan ruangan yang bisa
memunculkan rasa nyaman ketika para siswa berada di ruang perpustakaan.
Agar dekorasi yang dibuat dapat
memunculkan unsur keindahan dan rasa nyaman, maka sebelum dekorasi dibuat
terlebih dahulu ditentukan temanya dan dibuatkan sketsa dekorasi yang sesuai
dengan tema yang ditentukan tersebut. Tema dekorasi bisa modern, semi modern,
dan tradisional atau klasik. Ini akan memudahkan dalam membuat dekorasi. Adapun
untuk menentukan tema dan sketsa dekorasi akan lebih baik apabila terlebih
dahulu dibicarakan dengan para guru dan kepala sekolah.
Pedoman secara umum yang bisa
menjadi pegangan petugas perpustakaan dalam menentukan nilai dekoratif ruang
perpustakaan, diantaranya: a) warna cat untuk ruangan tidak menyilaukan mata
namun juga tidak suram. b) konsep dekorasi dibuat dengan sederhana namun tetap
menarik dan mempunyai nilai keindahan (estetika) yang tinggi. c) sejumlah
lukisan dinding yang bagus, penempatan globe yang ditata indah, dan rapi di
tempat yang tepat, juga bisa menambah nilai sartistik ruang perpustakaan.
3)
Penerangan dan Ventilasi; sama halnya dengan dekorasi, penerangan ruang perpustakaan
sekolah juga memberikan pengaruh psikologis kepada pengguna perpustakaan. Oleh
karena itu, setiap ruangan memerlukan teknik penerangan yang berbeda-beda untuk
ruang kerja petugas perpustakaan misalnya, tentunya membutuhkan penerangan yang
sesuai dengan tugas yang harus dikerjakan di ruang itu. Kemudian untuk ruang
baca tentu membutuhkan penerangan yang lebih terang. Sedangkan untuk ruang
koleksi bahan pustaka tidak membutuhkan penerangan yang terlalu terang, karena
bila terlalu terang bisa merusak jenis koleksi bahan pustaka, terutama koleksi
sejenis cetakan seperti buku dan majalah.
Demikian juga pula jika ruangan
perpustakaan sekolah menggunakan penerangan cahaya matahari, sebaiknya
dihindari cahaya matahari menembus secara langsung kepada koleksi perpustakaan,
terutama jenis buku, karena dalam waktu yang lama bisa merusak buku.
Sedangkan mengenai ventilasi
diperlukan untuk mengatur sirkulasi udara di dalam ruangan perpustakaan.
Diupayakan sirkulasi udara di ruangan perpustakaan senantiasa baik dan tidak
pengap. Sehingga sangat diperlukan adanya ventilasi yang cukup di dalam ruangan
perpustakaan.
Menurut Aa Koasih ventilasi untuk
ruangan perpustakaan dapat dibedakan ke dalam dua jenis ventilasi, yaitu: ventilasi pasif dan ventilasi aktif.
Yang dimaksud ventilasi pasif adalah ventilasi yang menggunakan alam sebagai
sumber udaranya. Caranya dengan membuat lubang-lubang angin atau jendela pada
setiap sisi dinding agar udara bisa masuk leluasa ke dalam ruangan
perpustakaan.
Adapun yang dimaksud ventilasi aktif
adalah ventilasi buatan menggunakan elektronik (air conditioning – AC) sebagai
pengatur udaranya. Penggunaan ventilasi buatan ini lebih menguntungkan karena
udara yang digunakan di ruangan perpustakaan suhunya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan, baik kebutuhan pengguna perpustakaan maupun kebutuhan untuk
pengamanan koleksi bahan pustaka. Karena temperatur dan kelembaban udara yang
konstan dapat menjaga keawetan koleksi bahan pustaka atau sebaliknya.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif yang dimaksudkan untuk menggali informasi dan memberi gambaran
tentang impelemntasi program pengembangan tata ruang perpustakan SMAN 6 Kota
Serang.
Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan Juli
sampai September 2017. Tempat penelitian adalah SMAN 6 Kota Serang.
Subyek penelitian yang dimaksud adalah Tata Usaha
Bagian Perpustakaan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode observasi dan
dokumentasi. Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif dalah “human
instrument” atau peneliti sendiri. Berkenaan dengan hal ini, Djam’an Satori dan
Aan Komariah (2009: 61) menyatakan bahwa konsep human instrument dipahami
sebagai alat yang dapat mengungkapkan fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat
yang paling elastis dan tepat untuk mengungkapkan data kualitatif kecuali
peneliti itu sendiri.
Analisis data menurut Sugiyono (2008: 335) adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang
lain. Aktivitas dalam analisis data
model Milles dan Huberman ini antara lain reduksi data (data reduction),
penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan (conclusion
drawing/verification) (Sugiyono, 2011: 246).
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Perencanaan
Perencanaan
program pengembanga tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang merupakan
program jangka panjang dari rencana kerja SMAN 6 Kota Serang tahun kedua dari
Rencana Kerja tahun 2016 - 2019. Seperti pernyataan tata usaha bagian
perpustakaan:
“Perencananaan
pengembangan tata ruang perpustakaan memang sudah lama tidak diperhatikan maka
fungsi ruang perpustakaan sudah tidak ada lagi menjadi salah fungsi yaitu
gudang, dikarenakan banyak bahan atau peralatan selain perlatan perpustakaan,
seperti perlatan Lab IPA, Matematika dan lainnya. Namun, kita tahun 2017 sudah
memikirkan mengenai tata ruang perpustakaan agar bisa difungsikan seperti
seharusnya perpustkaan yang lainnya, dan agar minat baca siswa juga meningkat
dengan keadaan ruangan yang tersusun rapih dan membuat nyaman dan tenang siswa.
Maka dengan itu kita akan mengalihkan peralatan yang ada di perpustakaan selain
peralatan perpustakaan akan kita pindahkan dan kita tahun ke dua ini 2017 akan
semaksimal memperhatikan perpustakaan, baik kekurangan buku, meja baca, kursi,
tikar, juga perabotan lainnya kita akan usahakan untuk dikembangkan.(ITUBP)
Lebih lanjut dinyatakan informan kepala Bagian Perpustakaan
sebagai berikut:
“Untuk rencana
tata ruang perpustakaan sudah dikomunikasikan kepada kepala sekolah dan agar
dana operasional sekolah juga bisa diposisikan untuk ruang perpustakaan baik
penambahan perabotan perpustakaan maupun yang menunjang kelancaran kelola
perpustakaan. Dari hasil komunikasi dengan kepala sekolah, sekolah akan
mengadakan rak buku dan juga buku untuk di perpustakaan dengan pendanaan dari dana
operasional sekolah dan akan di implementsikan akhir bulan September ini.(IKBP)
Dari
data di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan implementasi program pengembangan
tata ruang perpustakaan cukup baik, karena telah direncanakan dua tahun
sebelumnya dalam rencana kerja SMAN 6 Kota Serang tahun 2016-2019. Pengembangan
tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang bertujuan mengembangkan kenyamanan, kesenangan, ketenangan
pengguna/pengunjung perpustakaan SMAN 6 Kota Serang melalui kerapihan,
keindahan, dan terseusunny tata ruang perpustakaan. Dalam perencanaan
ditentukan, waktu pelaksanaan, sumber
pembiayaan serta penanggung jawab pelaksana program.
Pelaksanaan
Seperti yang sudah direncanakan pelaksanaan program
pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang dibagai menjadi dua
tahap. Yaitu dengan rincian pekerjaan seperti pernyataan informan Tata Usaha
Bagian Perpustakaan sebagai berikut:
“Tahap pertama
implementasi program pengembanan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang
adalah melakukan pemindahan peralatan yang bukan peralatan perpustakaan kepada
tempatnya masing-masing. Peralatan tersebut mengganggu kenyamanan pengunjung
perpustakaan dan menyempitkan ruangan perpustakaan juga membuat ruangan tidak
bisa difungsikan seperti fungsi ruangan perpustakaan semestinya. Pelaksanaan pemindahan
peralatan selain peralatan perpustakaan dilakukan oleh bantuan siswa, Tata
Usaha Pramubakti, peserta PPLK dan dikoordinatori oleh Kepala bagian
perpustakaan secara bersamaan mulai dari pemindahan perlatan LAB sampai pemindahan
lemari juga penetapan tata kelola perpustakaan untuk memudahkan pengelolaan
tata ruang perpustakaan oleh Perserta PPLK MPI yang memiliki ilmu mengenai tata
kelola perpustakaan. Pekerjaan ini memakan waktu dua hari kerja mulai dari pemindahan
peralatan dan membersihkan ruangan sampai kepada penempatan tata kelola
perpustakaan. Dan alhmadulillah pihak kepala bagian Perpustakaan selaku Bendahara
sekolah pula menanggung pembiayaannya kepada kelola perpustakaan dengan dana
operasional. Pembiyaan yang ditanggung ini karena memang biaya tidak terlalu
besar hanya beberapa ratus ribu rupiah saja.” (ITUBP)
Gambar 1 : Peralatan selain
peralatan perpustakaan yang akan dipindahkan dalam program pengembangan tata
ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang Tahap Satu
Gambar 1
menunjukkan peralatan selain peralatan perpustakaan yang berada di
tengah-tengah ruangan dan tertumpuk di
atas meja belajar perpustakaan SMAN 6 Kota Serang menunjukkan kesan sempit. Sehingga
perlu dipindahkan untuk memperluas ruangan atau memberi kesan bahwa SMAN 6
memiliki ruangan perpustakan yang layak. Gambar 1 juga menunjukkan perabotan
perpustakaan tidak sesuai dengan fungsinya dan penempatannya pun tidak sesuai.
Ini harus segera diperbaikai untuk menghindari ketidak nyamanan siswa dalam mengunjungi
perpustakaan karena ruangan perpustakaan belum dikelola secara maksimal.
Implementasi program pengembangan tata ruang
perpustkaan SMAN 6 Kota Serang tahap pertama juga dibenarkan oleh informan
kepala Bagian Perpustakaan sebagai pelaksana dan penanggung jawab progam,
seperti pernyataannya:
“Tahap
pertama pelaksanaan program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota
Serang adalah pemindahan perabotan selain perabotan perpustakaan seperti Lab
kompoter, Lab Kimia, Lab Matematika dan
lain sebagainya. Pemindahan perabotan dilakukan oleh kepala bagian
perpustakaan, pustakawan, peserta PPLK MPI, dan mengikutsertakan siswa yang
tidak ada kegiatn belajar mengajar. Sedangkan untuk tata kelola diserahkan
kepada mahasiswa UIN yang sudah mempelajari tata kelola ruangan perpustakaan
dengan memegang pedoman buku perpustakaan, namun sebelumnya kami sudah
berkomunikasi dengan pihak perpustakan daerah.” (IKBP)
Dapat
disimpulkan pelaksanaan Tahap pertama pelaksanaan program pengembangan tata
ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang tahap pertama adalah pemindahan perabotan
selain perabotan perpustakaan seperti Lab kompoter, Lab Kimia, Lab
Matematika dan lain sebagainya yang
dirasakan mengurangi kenyamanan, ketenangan, dan keindahan pengunjung
perpustakaan. Waktu pelaksanaan kurang lebih 2 hari kerja. Pembiayaan ditanggung Bendahara sekolah,
Penaggung jawab dan pelaksana progam adalah Ketua Bidang perpstakaan. Sedangkan
pekerja ruangan dan penataan adalah Tata Usaha Pramubakti, peserta PPLK, siswa
dan dikoordinatori oleh Kepala bagian perpustakaan secara bersamaan.
Setelah
pekerjaan tahap pertama seleasai. Dilanjutkan pekerjaan untuk tahap kedua agar
pengujung bisa menikmati perpustakaan dengan nyaman tenang dan baik. Dan
pekerjaan tahap dua baru dilaksanakan sehari setelah pemindahan bahan peralatan
seperti pernyataan informan Kepala Bidang Perpustakaan, sebagai berikut:
“Pekerjaan
tahap kedua adalah melakukan penataan meja baik meja belajar, meja sirkulasi,
meja petugas pustakawan, dan meja koleksi buku. Dan dilanjut dengan penataan
rak buku juga penerangan serta sirkulasi udara dan dekorasi keindahan ruangan.
Agar perpustakaan terlihat luas, indah, tnang, dan nyaman dipergunakan oleh
pengunjung perpustakaan. Dalam pekerjaan ini membutuhkan waktu selama 2 hari,
namun ketika melihat rak terdapat kesalahan dalam mengklasifikasikan buku serta
terdapat rak yang rusak ambruk dikarenakan rapuhnya rak yang memuat beberapa
banyak buku sehingga diperlukan penatan bahan pustaka yang terdapat di berbagai
rak maka waktu diperpanjang selama satu minggu.pekerjaan ini dilakukan oleh
petugas perpustakaan (pustakawan) dan akan dibantu oleh peserta PPLK.” (IKB
Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang tukang Batu dan memakan waktu 15 hari
kerja.” (IKBP)
Berdasarkan pengamatan peneliti kondisi tata ruang
perpustakan SMAN 6 Kota Serang mengalami kesempetin pada ruangan dikarenakan
belum dikelolanya tata ruang seperti pada Gambar 2 sebagia berikut:
Gambar 2 :
kondisi tata ruang perpustakaan mengalami kesempitan dan ketidak nyamanan
pengunjung
perpustakaan
Gambar 2
menunjukkan kondisi ruangan perpustakaan yang sempit, tidak nyaman, dan kurang
kondusif. Dikarenakan perpustakaan belum dikelola secara maksimal dengan mengadakan
pengelolaan tata ruang perpustakaan.
Lebih lanjut
dari informan Kepala Bidang Perpustakaan menambahkan pernyataannya sebagai
berikut:
“Meja
dan perabotan yang lainnya harus segera diposisikan dan ditata agar pengunjung
bisa menikmati perpustakaan sebagai mestinya, jika meja baca dan meja sirkulasi
tidak segera diperbaiki maka perpustakaan akan selamanya kurang diminati dan
dikunjungi oleh siswa-siswi SMAN 6 Kota Serang.”(IKBP)
Berdasarkan
dengan pernyataan dari kepala bagian perpustakan meja belajar dan meja
sirkulasi belum dikelola secara maksimal, seperti pada gambar 3 sebagai
berikut:
Gambar 3 :
kondisi tata ruang meja belajar individu, meja belajar kelompok, meja petugas
perpustakaan, dan meja koleksi buku perpustakaan yang belum dikelola secara
maksimal
Gambar
3 menunjukan penempatan meja belajar, meja sirkulasi, dan meja petugas
perpustakan belum ditata rapih masih belum diperhatikan.
Lebih lanjut Informan Tata Usaha Bagian Perpustakaan
menyampaikan ada penambahan perbaikan tata ruang perpustakaan yaitu merapihkan
koleksi bahan perpustakaan yang berada di rak. Seperti pernyataaanya:
“Penambahan
rencana pekerjaan juga terjadi perapihan bahan koleksi dan perbaikan pada rak
buku dikearenakan buku tercampur dan tidak sesuai dengan klasifikasi buku pada
tiap tiap rak bukunya dan terdapat rak buku yang ambruk.” (ITUBP)
Berikut adalah
kondisi pada Rak buku yang sedikit mengalami kerusakan juga kesalahan pada
penempatan klasifikasi buku pada raknya masing-masing. Dapat dilihat pada
gambar 4.
Gambar 4 :
kondisi tata koleksi buku yang kurang baik tercampur tidak sesuai dengan
klasifikasinya dan kondisi rak yang ambruk juga rapuh
Berdasarkan data di
atas pelakasanaan program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota
Serang tahap kedua adalah menata meja belajar, meja sirkulasi, meja petugas
perpustakaan, dan meja koleksi bahan perpustakaan. Dan ditambah pelaksanaan
kembali dengan penataan buku sesuai dengan klasifikasinya masing masing juga
memperbaiki rak yang ambruk agar dapat dipakai kembali. Dikerjakan oleh
pustakawan dan dibantu peserta PPLK dengan rentang waktu satu minggu kerja dan
pembiayaan dari Bendahara Sekolah.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Teradapat beberapa faktor pendukung dan penghambat
implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang.
Menurut informan Tata Usaha Bagian Perpustakaan:
“Faktor
pendukunng implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6
Kota Serang adalah: 1) perencanaan sudah dilakukan dua tahun sebelumnya, 2)
dukungan keuangan dari bendahara, 3) dukungan Bagian Kepala Perpustakaan secara
moral maufun finansial, 3) Minat baca siswa; 5) Masukan-masukan dari guru mata
pelajaran; 6) menjalankan program literasi; 7) kesadaran kepala Sekolah ” (ITUBP)
Selain
faktor pendukung, terdapat beberapa faktor penghambat pelaksanaan program
pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang. Menurut informan Tata
Usaha Bagian Perpustakaan:
“
selama ini perpustakaan belum bisa ditata ruangannya dikarenakan banyak sekali
peralatan yang bukan peralatan perpustakaan diletakan diperpustakaan karena
bagian sarana prasarana beranggapan bahwa di perpustakaan alat-alat akan aman
jika diletakan di perpustakaan, selanjutnya ketidak pedulian kepala sekolah
yang dulu dan dewan guru mengenai tata ruang perpustakaan yang mana pendapat
beliau yang penting ada perpustakan, kemudian pustakawan kurang memahami ilmu
mengenai tentang cara mengelola perpustakaan, dan juga perpustakaan sekolah
belum memiliki ruangan yang cukup luas sehingga belum bisa di tata ruangannya
.”(ITUBP)
Dapat disimpulkan
faktor penghambat implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan
SMAN 6 Kota Serang meliputi: 1) peletakan peralatan yang bukan peralatan
perpustakaan; 2) kurang kepedulian; 3)pustakawan belum memahami ilu
perpustakaan; 4) belum memiliki ruangan yang cukup luas.
Hasil Implementasi
Program
pengembangan
tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang telah
diimplementasikan degan hasil-hasil terdeskripsikan oleh informan Tata Usaha
Bagian Perpustakaan maupun informan Kepala Bidang Perpustakaan. Menurut
informan kepala bagian perpustakaan sebagai berikut:
“Untuk penataan
tata ruangan perpustakaan cukup baik dapat dilihat secara langsung maupun
foto.”
Menurut kepala
bidang perpustakaan sebagai berikut:
“Untuk penataan
tata ruang perpustakaan cukup baik, cukup memuaskan, menambah kenyamanan dan
ketenangan dan keindahan bagi pengunjung perpustakaan dapat dilihat secara
langsung maupun foto.”
Apa yang
dinyatakan responden Tata Usaha Bagian perpustakaan dan Kepala bagian
perpustakaan dapat dilihat pada dokumentasi sebagai berikut:
Gambar 5 :
kondisi meja belajar individu setelah implementasi program pengembangan tata
ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang
Gambar 6 :
kondisi meja belajar kelompok setelah implementasi program pengembangan tata
ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang
Gambar 7 :
kondisi meja petugas perpustakaan, meja sirkulasi, dan meja koleksi bahan
pustaka setelah implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN
6 Kota Serang
Gambar 5,
6, 7 menunjukkan meja belajar individu,
meja belajar kelompok, meja
petugas perpustakaan, meja sirkulasi, dan meja koleksi bahan pustaka setelah
implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang
dengan harapan membuat pengunjung merasa senang nyaman sehingga pengunjung
selalu mengunjungi perpustakaan.
Gambar 8 : kondisi
rak buku setelah implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN
6 Kota Serang
Gambar 8 menunjukkan rak buku setelah
implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang
yang ditata rapih sesuai kelompok buku.
Gambar 9 :
kondisi klasifikasi rak buku setelah implementasi program pengembangan tata
ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang
Gambar 9 menunjukkan kondisi
klasifikasi rak buku setelah implementasi program pengembangan tata ruang
perpustakaan SMAN 6 Kota Serang dengan harapan mempermudah pengunjung
perpustakaan dalam mencari buku yang mereka cari.
Pembahasan
Penelitian
Pengembangan
tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang yang cukup baik mulai dari
perencanaan maupun hasilnya memang harus diupayakan untuk menyesuaiakan dengan
Paduan Pengelolaan tata ruang perpustakaan yang dikeluarkan oleh Permen Diknas
Nasional (Permendiknas) RI Nomor 24 Tahun 2007. Maka tata ruang perpustakaan
sekolah mengikuti alur, sebagai berikut: a)
pintu masuk dan keluar yang digunakan untuk lalu lintas pengunjung perpustakaan
hanya satu, yakni pintu yang masuk ke bagian peminjaman. Jika terdapat pintu
lain di ruangan perpustakaan tersebut, gunakan saja pintu sebagai pintu
darurat. b) meja peminjaman perlu ditempatkan dekat pintu masuk. Maksudnya
adalah selain berfungsi memudahkan pengontrolan lalu lintas pengunjung, juga
berfungsi sebagai informasi umum. c) lemari katalog ditempatkan di samping atau
di depan meja peminjaman, agar dapat memudahkan petugasuntuk memberikan membantu
pengunjung yang menemui kesulitan penelusuran. d) rak-rak buku berada di
pinggir, bergandengan dengan dinding sehingga pengamatan kepadanya dapat
dijangkau dari meja peminjaman. e) di sekitar rak buku perlu disediakan meja
baca atau meja belajar, terutama diperuntukan bagi mereka yang hanya ingin
membaca dan belajar di perpustakaan. f) ruang referens sebaiknya terpisah
dengan ruang koleksi yang dipinjamkan dan sebaiknya ditempatkan di bagian
belakang, sehingga para pembacanya lebih tenang. g) penempatan perabot dan
peralatan perpustakaan yang lainnya disesuaikan dengan kondisi dan fungsinya
masing-masing. h) papan pengumuman perpustakaan ditempatkan di depan ruang
perpustakaan. Fungsinya agar semua pengumuman yang disampaikan perpustakaan
dapat dibaca oleh semua siswa yang berkunjung ke perpustakaan. i) meja baca dan
meja belajar ditempatkan sebelum masuk ke ruangan tempat penyimpanan rak-rak
buku atau bisa saja ditempatkan berdampingan dengan tempat penyimpanan rak-rak
buku.
Penutup
Perencanaan
implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN Kota Serang
cukup baik, karena telah direncanakan dua tahun sebelumnya dalam rencana kerja
Bidang Perpustakaan tahun 2016-2019. pengembangan tata ruang perpustakaan
bertujuan mengembangkan kenyamanan, kesenangan dan ketenagan pengunjung
perpustakaan dalam mengunjungi perpustakaan. Dalam perencanaan ditentukan,
waktu pelaksanaan, sumber pembiayaan
serta penanggung jawab pelaksana program.
Pelaksanaan program
pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang tahap pertama adalah
pemindahan perabotan selain perabotan perpustakaan seperti Lab kompoter, Lab
Kimia, Lab Matematika dan lain
sebagainya yang dirasakan mengurangi kenyamanan, ketenangan, dan keindahan pengunjung
perpustakaan. Waktu pelaksanaan kurang lebih 2 hari kerja. Pembiayaan ditanggung Bendahara sekolah,
Penaggung jawab dan pelaksana progam adalah Ketua Bidang perpstakaan. Sedangkan
pekerja ruangan dan penataan adalah Tata Usaha Pramubakti, peserta PPLK, siswa
dan dikoordinatori oleh Kepala bagian perpustakaan secara bersamaan.
Pelakasanaan program
pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang tahap kedua adalah
melakukan penataan meja baik meja belajar, meja sirkulasi, meja petugas
pustakawan, dan meja koleksi buku. Dan dilanjut dengan penataan rak buku juga
penerangan serta sirkulasi udara dan dekorasi keindahan ruangan. Agar
perpustakaan terlihat luas, indah, tnang, dan nyaman dipergunakan oleh
pengunjung perpustakaan. Dalam pekerjaan ini membutuhkan waktu selama 2 hari,
namun ketika melihat rak terdapat kesalahan dalam mengklasifikasikan buku serta
terdapat rak yang rusak ambruk dikarenakan rapuhnya rak yang memuat beberapa
banyak buku sehingga diperlukan penatan bahan pustaka yang terdapat di berbagai
rak maka waktu diperpanjang selama satu minggu.pekerjaan ini dilakukan oleh
petugas perpustakaan (pustakawan) dan akan dibantu oleh peserta PPLK.” (IKB
Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang tukang Batu dan memakan waktu 15 hari
kerja.
Faktor
pendukung implementasi program pengembangan
tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang meliputi: 1) perencanaan sudah
dilakukan dua tahun sebelumnya, 2) dukungan keuangan dari bendahara, 3)
dukungan Bagian Kepala Perpustakaan secara moral maufun finansial, 3) Minat
baca siswa; 5) Masukan-masukan dari guru mata pelajaran; 6) menjalankan program
literasi; 7) kesadaran kepala Sekolah.
Faktor
penghambat implementasi program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota
Serang meliputi: 1) peletakan peralatan yang bukan peralatan perpustakaan; 2) kurang
kepedulian; 3) pustakawan belum memahami ilu perpustakaan; 4) belum memiliki
ruangan yang cukup luas.
Hasil program
pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang ruang perpustakaan
dikelola sudah cukup baik, meja sirkulasi, meja petugas perpustakaan, meja
belajar, dan meja koleksi buku sudah cukup baik, serta kenyamanan perpustakaan
sudah siap dipakai oleh pengunjung perpustakaan agar para pengunjung mendapat
pelayanan yang baik tata ruang yang baik dan menimbulkan kesenangan sehingga akan
selalu mengunjungi perpustkaan.
Berdasarkan
hasil penelitian, penelitian menyarankan kepada pihak sekolah: pertama membuat
program program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang secara
lebih detail dan terencana dengan baik, dengan terlebih dahulu melakukan survei
apa saja yang harus dikembangkan. Kedua, pengadaan dan program pengembangan
tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang harus memperhatikan dan memenuhi
syarat-syarat kenyamanan, kemanan fungsi dan manfaat pendididkan bagi peserta didik.
Ketiga, tata ruang yang telah dikembangkan harus dipelihara dan dijaga
kebersihan, kerapihan maupun keindahannya.
Daftar
Isi
P. Sumardji, Mengelola Perpustakaan, Yogyakarta
: Penerbit Yayasan Kanisius, Tanpa tahun.
Bakewell, K.G.B., A Manual Of
Cataloguing Practice, New York : Pergamon Press, 1978
.
Bafadal, Ibrahim.Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan
AplikasinyaJakarta: Bumi Aksara, 2004.
A.S. Nasution, PerpustakaanSekolah, Jakarta : Proyek
Pengembangan Perpustakaan Departemen P dan K, 1981.
Perpustakaan Nasional RI.Pedoman
Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan Nasional RI. Jakarta,
1999.
Darmono (2001). Manajemen dan Tata
Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Taufiq A. D dan Tri S. (Ed).
(2000). Pedoman Pengelolaan Perpustakaan
Madrasah. Yogyakarta: BEP-FkBA-LpPI.
Sugiyono.
(2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
----------.
(2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi
Arikunto. (1983). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis). Jakarta:
Bumi Aksara.