About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 23 Februari 2019

KUMPULAN JUDUL SKRIPSI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Hayy gaess pasti kalian sekarang sedang dilanda stress dengan tugas akhir kuliah kalian yaitu "SKRIPSI". Mau makan inget skripsi, mau minum inget skripsi, mau OTW inget skripsi, dimanapun dan kapanpun ada bayangan skripsi. apa lagi ditambah kalian semester diujung tombak sangat luar biasa kestresan kalian, pasti kepala kalian merasa mau meledak jika ada keluarga, teman, atau kerabat yang bertanya "kapan wisuda?, Sudah sampai berapa bab?, sudah di ACC belum?, kapan Sidang?, masih betah di kampus?. heheheehehe

Baik temen-temen yang masih pemula yang mau menggarap proposal, kami menyediakan beberapa judul Skripsi baik Kuantitatif maupun Kualitatif. Silahkan bisa dilihat dibawah ini;


Judul Skripsi Kuantitatif
  1. Kontribusi Kinerja Komite Sekolah Terhadap Proses Manajemen Sarana Prasarana Sekolah (Studi Kasus Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang).
  2. Pengaruh Kemajuan Digital Dalam Pendidikan Terhadap Kinerja Guru (Study Kasus Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang). 
  3. Kontribusi Penggunaan Aplikasi Raport Digital (Ard) Terhadap Kinerja Guru Dalam Penilaian Siswa Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  4. Pengaruh Perubahan Kurikulum Terhadap Kinerja Guru Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  5. Pengaruh Kinerja Mahasiswa PPLK Terhadap Perkembangan Madrasah Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  6. Pengaruh Keterampilan Manajerial Kepala Madrasah Terhadap Kinerja Guru Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang Relevansi Kurikulum Pondok Pesantren Dengan Era Globalisasi (Studi Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang).
  7. Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Pengembangan Budaya Agama Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  8. Pengaruh Budaya Religius Sekolah Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  9. Pengaruh Kompetensi Profesional Terhadap Kinerja Guru Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  10. Pengaruh Kualitas Layanan Administrasi Akademik Terhadap Kepuasan Mahasiswa Di UIN SMH Banten.
  11. Pengaruh Pemberian Kompensasi Non Finansial Terhadap Kinerja Guru Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  12. Pengaruh Intensitas Kegiatan Kepramukaan Terhadap Kedisiplinan Siswa Di Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  13. Pengaruh Kompetensi Profesional Terhadap Kinerja Guru Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  14. Kontribusi Koleksi Bahan Pustaka Terhadap Minat Baca Siswa Di Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  15. Kontribusi Intensitas Siswa Mengikuti Kegiatan Osis Terhadap Kepemimpinan Siswa Di Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  16. Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Terhadap Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran Matematika Di Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  17. Pengaruh Arahan Pendidikan Oleh Keluarga Dan Kompetensi Guru Terhadap Pembentukan Karakter (Character Building) Siswa Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  18. Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Terhadap Karakter Siswa Di Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  19. Pengaruh Motivasi Belajar Dan Iklim Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Kelas Iv Dan V Siswa Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  20. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Pengalaman Diklat Teknis Fungsional Terhadap Profesionalitas Guru Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  21. Kontribusi Pemberian Insentif  Terhadap  Kinerja Mengajar Guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  22. Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  23. Hubungan Antara Sikap Guru Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikandengan Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  24. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitaskerja Guru Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  25. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Kerja Dengan Prestasi Kerja Kepala Pondok Pesantrren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  26. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Sistem Informasi Dan Iklim Kerja Dengan Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah : Survei Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantrren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  27. Hubungan Antara Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer Dengan Produktivitas Kerja di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  28. Hubungan Antara Kondisi Lingkungan Kerja Dengan Motivasi Kerja Kaeyawan Di Pondok Pesantrren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  29. Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Kerja Guru Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantrren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  30. Kontribusi Kinerja Proktor Dan Teknisi Terhadap Kesuksesan Penilaian Akhir Berbasik Komputer Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantrren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
Judul Skripsi Kualitatif
  1. Manajemen Pemasaran Lembaga Pendidikan Yayasan Di Banten (Studi Kasus Di Yayasan Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang, Yayasan Shofful Islam, Dan Yayasan Al-Washilah).
  2. Sistem Rekrutmen Guru Pada Lembaga Pendidikan Islam: Studi Kasus Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  3. Implementasi Peran Komite Madrasah Dalam Menciptakan Hubungan Sinergis Dengan Kepala Madrasah (Studi Kasus Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang).
  4. Manajemen Kurikulum Pembelajaran Pesantren Dalam Meningkatkan Pendidikan Dakwah. (Studi Kasus Di Studi Kasus Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang).
  5. Efektivitas Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Peningkatan Mutu Sekolah (Studi Implementatif Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang).
  6. Peran Kepala Madrasah Dalam Mengembangkan Profesionalitas Guru (Studi Penerapan Fungsi Manajemen Kepala Madrasah Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang).
  7. Manajemen Kinerja Berbasis Budaya Religius Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru (Studi Kasus Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang).
  8. Manajemen Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  9. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  10. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Mutu Sumber Daya Guru Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  11. Kebijakan Pimpinan Pondok Pesantren Dalam Pengembangan Pendidikan Formal (Studi Kasus Pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang).
  12. Problematika Manajemen Pendidikan: Studi Kasus Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  13. Manajemen Mutu Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Madrasah Di Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  14. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang).
  15. Manajemen Sumber Dana (Studi Kasus Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang).
  16. Peran Kepemimpinan Perempuan Dalam Pengembangan Pesantren (Studi Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang).
  17. Manajemen Mutu Terpadu Madrasah Aliyah (Studi Tentang Model Quality Control Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang).
  18. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  19. Strategi Kepala Sekolah Dalam Membangun Budaya Religius Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  20. Persepsi Guru MA Pasca Sertifikasi Terhadap Keterampilan Kepala Sekolah Dalam Pembinaan Kinerja Guru Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  21. Keefektifan Pelaksanaan Supervisi Akademik Dan Pengembangan Profesi Guru Oleh Kepala Sekolah Di Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  22. Implementasi Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat Dalam Pendidikan Sistem Ganda (Psg) Di Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  23. Partisipasi Komite Sekolah Dalam Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler Di Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  24. Pemberdayaan Tenaga Administrasi Sekolah Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Di Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang.
  25. Potensi Dan Minat Kewirausahaan Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dab Keguruan UIN SMH Banten.
  26. Pengelolaan Sarana Pendidikan Di Madrasah Aliyah Sekecamatan Cipocok Jaya Kota Serang
  27. Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  28. Kinerja Pegawai Dalam Melaksanakan Tugas Pokok Pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  29. Tata Kearsipan Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang.
  30. Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Profesionalitas Guru Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang
  31. Prilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatanpartisipasi Kerja Guru Di Madrasah Aliyah Cipocok Jaya Kota Serang.
Judul Skripsi kami cantumkan hanya 61 judul, tapi tenang gaeyyss sewaktu-waktu judul kami akan perbanyak sesuai permintaan ataupun usulan dari temen temen semuanya maka dari itu jangan lupa komen ataupun membagikan ke teman-teman yang lainnya. karena berbagi itu indah.

SEMANGATTTTTT MENGGARAP.....


Senin, 15 Oktober 2018

CONTOH JURNAL HARIAN PPLK MPI

Hayy gaess pasti kalian sekarang sedang dilanda stress dengan tugas akhir kuliah kalian yaitu "PPLK". Mau makan inget Laporan, mau minum inget Laporan, mau OTW inget Laporan, dimanapun dan kapanpun ada bayangan Laporan. heheheehehe

kami berikan contoh file tentang Jurnal harian atau catatan kegiatan lapangan PPLK MPI, silahkan bisa dilihat dibawah ini;


 

Minggu, 14 Oktober 2018

Tugas PPLK Jurusan MPI (IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN TATA RUANG PERPUSTAKAAN SMAN 6 KOTA SERANG)


IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN TATA RUANG PERPUSTAKAAN SMAN 6 KOTA SERANG
Jajang Wahidi : jajangwahidi819@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keluh kesah pengunjung perpustakaan mengenai ketidak nyamanan mereka diperpustakaan yang masih belum tertata rapih mengenai tata ruang perpustakaan sehingga pengunjung enggan mengunjungi perpustakaan, oleh karenanya untuk mengembangkan kenyamanan dan ketenangan dalam mengunjungi perpustakaan maka diperlukannya penataan ruangan perpustakaan.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengembangkan kenyamanan dan ketenangan pengunjung (2) untuk mengembangkan pelayanan perpustakaan (3) untuk menarik ketertarikan siswa dalam membudayakan membaca diperpustakaan dengan nyaman dan tenang.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk menggali informasi dan memberi gambaran tentang impelemntasi program pengembangan tata ruang perpustakan SMAN 6 Kota Serang.
Hasil program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang ruang perpustakaan dikelola sudah cukup baik, meja sirkulasi, meja petugas perpustakaan, meja belajar, dan meja koleksi buku sudah cukup baik, serta kenyamanan perpustakaan sudah siap dipakai oleh pengunjung perpustakaan agar para pengunjung mendapat pelayanan yang baik tata ruang yang baik dan menimbulkan kesenangan sehingga akan selalu mengunjungi perpustkaan.

Kata kunci       : fungsi ruangan, lokasi ruangan, luas ruangan, penataan ruangan

Pendahuluan
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap murid-murid. Dalam penyelenggaraannya memerlukan ruang khusus beserta perlengkapannya. Semakin lengkap perlengkapannya semakin menunjang penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Ruang dan perlengkapan harus ditata dan dirawat dengan baik sehingga benar benar menunjang penyelenggaraan perpustakaan sekolah secara efektif dan efesien.[1]     
Perpustakaan sebagai lembaga penyedia informasi memiliki tugas memberi dan melayani pengguna yang berkaitan dengan pemenuhan informasi. Untuk dapat melayani pengguna perpustakaan secara baik, perpustakaan harus dapat memiliki koleksi-koleksi yang relefan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan agar pengguna perpustakaan merasa puas dalam memanfaatkan layanan perpustakaan. Hal lain yang perlu diperhatikan yakni tata ruang dalam sebuah perpustakaan.
Ruang perpustakaan sekolah bisa berupa ruang seperti ruang kelas karena memang yang ada hanya ruang kelas biasa yang kebetulan tidak terpakai, dan bisa berupa gedung khusus dalam pembangunnanya memang direncanakan untuk perpustakaan sekolah. Apapun bentuknya baik berupa ruang kelas ataupun gedung khusus harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu untuk penyelenggaraan perpustkaan sekolah.
Tata ruang diperpustakaan  berperan penting dalam kenyamanan, keindahan, dan juga meningkatkan keinginan pengunjung untuk datang ke perpustakaan. Tata ruang yang baik tentunya harus berpedoman pada kaidah-kaidah perpustakaan yang memuat tentang aturan penataan ruangan.
Idealnya hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyediaan ruangan perpustakaan sekolah, yaitu : perwarnaan, penataan, dekorasi, dan penerangan.[2]
Namun pada kenyataannya perpustakaan SMAN 6 Kota Serang belum mendapatkan perhatian untuk penataan ruang perpustakaan karena tata ruang perpustakaan belum dikelola secara maksimal.
Berdasarkan pengamatan penulis ditemukan fakta bahwa Tata Ruang Perpustakaan SMAN 6 Kota Serang belum dikelola secara maksimal. Maka, penulis tertarik untuk membuat artikel dengan judul “ IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN TATA RUANG PERPUSTAKAAN SMAN 6 KOTA SERANG “.

Rumusan Masalah :
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas diantaranya :
Bagaimana keadaan perpustakaan SMAN 6 Kota Serang?
Bagaimana tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang?

Rumusan Tujuan :
Untuk mengetahui keadaan perpustakaan SMAN 6 Kota Serang
Untuk mengetahui tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang

Kajian Literatur
Pengertian
            Perpustakaan berasal dari kata Sansekerta, pustaka yang artinya kitab, buku. Dalam bahasa Inggris, istilah library berasal dari kata Latin liber atau libri yang artinuya buku. Dari kata Latin tersebut, terbentuklah istilah librarius yang artinya tentang buku. Dalam bahasa Belanda bibliotheek, Jerman bibliothek, Perancis bibliotheque, Spanyol bibliotheca, dan Portugal bibliotheca. Semua istilah itu berasal dari bahasa Yunani biblia yang artinya tentang buku, kitab.
Menurut Sulistyo Basuki perpustakaan adalah sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.[3]
Dalam Wikipedia disebutkan, pengertian perpustakaan dalam arti modern adalah tempat untuk mengakses informasi dalam format apapun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak.[4]
Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarlusan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar film, kaset, tape recorder, vidio, komputer, dan lain-lain. Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya.[5]
Dalam pedoman Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan (2010), definisi dari perpustakaan adalah suatu institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, kultural, dan rekreasi.
Dari berbagai sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan ialah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan koleksi buku atau koleksi lain bagi pengunjung untuk membaca, meminjam, ataupun merujuk, namun bukan untuk dijual. Pengertian ini menunjukan bahwa koleksi perpustakaan digunakan untuk mendayagunakan koleksinya untuk kepentingan para pengunjung, bukan untuk kegiatan jual beli.
Tata berarti peraturan, atau penyusunan. Sedangkan gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Segala sesuatu yang berada dalam ruangan yang dibuat dan diatur sebagai wadah dalam suatu kegiatan dalam melakukan kegiatan adalah arti dari tata ruang. Sedangkan tata ruang perpustakaan adalah usaha untuk mengatur dan menyusun ruangan perpustakaan dengan sedemikian rupa sehingga dapat tercipta suasana yang indah, rapi, bersih, aman dan nyaman bagi pengguna maupun pustakawan” (UU No. 24 Th.1992).
Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan /atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.[6]
Gedung perpustakaan merupakan salah satu sarana penunjang dalam penyelenggaraan perpustakaan. Gedung merupakan tempat segala aktivitas dari program perpustakaan dirancang dan diselenggarakan.
Yang dimaksud dengan ruang perpustakaan adalah tempat diselenggarakannya perpustakaan. Sebagian besar kegiatan-kegiatan perpustakaan berada dalam ruangan tersebut. Demikian pentingnya kedudukan ruang perpustakaan sehingga banyak ahli yang memberikan bataskan perpustakaan sebagai ruangan tempat dihimpunnya berbagai macam sumber informasi.[7]
Fungsi Ruangan
Fungsi ruangan perpustakaan sekolah secara umum adalah untuk: 1) tempat para petugas melaksanakan kegiatan-kegiatan perpustakaan, yakni menghimpun, mengolah dan kemudian melayanankannya kepada pengguna. 2) tempat penyimpanan koleksi perpustakaan, baik yang fungsina sebagai koleksi dasar pendukung kurikulum sekolah maupun koleksi penunjang. 3)  tempat pelaksanaannya kegiatan rutin layanan perpustakaan sekolah. 4) tempat belajar secara bersama para siswa pada saat tertentu.
Luas Ruangan
            Sesuai dengan fungsi-fungsi ruangan perpustakaan sekolah, maka luasnya pun disesuaikan dengan kebutuhan. Namun setidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) ruangan untuk petugas: petugas perpustakaan sekolah perlu disediakan ruangan secara khusus, setidaknya disediakan tempat khusus dalam ruangan perpustakaan secara keselurahan, supaya dalam melaksanakan tugas kegiatannya tidak terganggu. 2) ruangan untuk menyimpan koleksi : koleksi perpustakaan perlu ditata dan disusun secara teratur sesuai dengan sistem tertentu dalam ruangan yang khusus diperuntukan untuk itu. Misalnya ada ruangan koleksi yang bisa dipinjamkan, ruangan koleksi referens, ruangan khusus majalah, dan surat kabar dan ruangan lain yang diperlukan. 3) ruangan untuk kegiatan pelayanan: ruangan layanan ini meliputi ruangan untuk keperluan: a) ruang untuk kegiatan layanan  membaca: ruangan ini diperlukan untuk kegiatan membaca dan belajar di perpustakaan, luas ruangan disesuaikan dengan keperluan. b) ruangan untuk layanan referens: ruangan ini diperlukan untuk menyimpan koleksi referens dan sekaligus untuk untuk pelayanannya. c) ruang untuk kegiatan layanan  sirkulasi: diperlukan untuk melaksanakan kegiatan layanan peminjaman koleksi.
            Untuk menghitung luas ruangan bagi perpustakaan sekolah, menurut Perpustakaan Nasional RI, dihitung 3 m2 untuk setiap siswa, selanjutnya dikalikan 10,5 dari populasi siswa sekolah yang bersangkutan.
            Contoh: sekolah memiliki siswa sebanyak 360 siswa yang terdiri atas kelas sepuluh sampai dengan kelas duabelas. Berdasarkan ketentuan tersebut maka luas ruangan perpustakaan sekolah itu adalah: 10,5 x  360 x 3 m2 = 113,4 m2 , dibulatkan menjadi 113 m2 . [8]
            Atas dasar perhitungan seperti itu maka ruangan perpustakaan sekolah bisa diperhitungkan sebagai tampak dalam tabel berikut:
Jumlah siswa
Luas ruangan perpustakaan
360 – 480
180 – 360
  91 – 180
113 m2 – 151 m2
  57 m2 – 113 m2
  30 m2 – 57 m2
Sumber: Perpustakaan Nasional RI, 1998/1999.
            Apabila suatu sekolah tidak mampu menyediakan ruangan ataupun membangun gedung tersendiri untuk keperluan perpustakaan, maka sebagai alternatif bisa menggunakan ruangan kelas yang dijadikan sebagai ruangan perpustakaan. Ruang kelas pada umumnya berukuran 8 x 7 m2 , atau sekitar 56 m2  sebagaimana dalam peraturan mentri pendidikan nasional RI nomor 24 tahun 2007.[9]
Lokasi Ruangan
            Dalam permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa ruangan perpustakaan sekolah terletak dibagian sekolah yang mudah dijangkau. Ketentuan ini memberikan arahan bahwa lokasi ruangan perpustakaan paling tidak memenuhi syarat, sebagai berikut: 1) Berada di sekolah yang bersangkutan. 2) Penempatannya harus strategis, dekat dari seluruh kelas-kelas yang ada di sekolah yang bersangkutan, dan mudah dijangkau oleh guru dan siswa.
            Dengan terpenuhinya dua persyaratan diatas, diharapkan penempatan lokasi ruangan perpustakaan dapat memberikan motivasi kepada para siswa untuk mau mengunjungi perpustakaan.
Penataan Ruangan
            Ruang perpustakaan sekolah bukan hanya sekedar tempat menyimpan bahan bacaan dan penataan furnitur semata, tetapi diharapkan menjadi pusat kegiatan membaca dan belajar yang menyenangkan. Bila ruangan perpustakaan ditata sedemikian rupa tentunya akan menyenangkan dan membuat para siswa merasa nyaman dan betah berlama-lama berada di ruang perpustakaan.
            Kondisi tata ruang perpustakaan sekolah cukup cukup menentukan keberhasilan pengelolaan perpustakaan sekolah tersebut. Oleh karena itu ia harus ditata sebaik baiknya, sehingga dapat menumbuhkan rasa nyaman dan menyenangkan bagi pengunjungnya. Penataan ruangan perpustakaan sekolah secara khusus meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1)  Tata Ruang: menurut Lia Yulia istilah tata ruang disebut juga layout adalah pengaturan perabot, mesin, dan sebagainya di dalam ruang yang tersedia. Yang dimaksud dengan tata ruang perpustakaan sekolah adalah pengaturan ruangan dan bagian-bagian yang berada di dalamnya seperti perabotan dan peralatan perpustakaan lainnya. Melalui tata ruang perpustakaan ini diharapkan tercipta hal-hal sebagai berikut: a) Komunikasi dan hubungan antar ruang, staf dan pengunjung perpustakaan tidak terganggu. b) Pengawasan dan pengamanan koleksi perpustakaan bisa dilakukan dengan baik. c) Aktivitas layanan bisa dilakukan dengan lancar. d) Udara dapat masuk ke ruangan perpustakaan dengan leluasa, namun harus dihindari sinar matahari menembus koleksi perpustakaan secara langsung. e) tidak menimbulkan gangguan terhadap pembaca/pengguna dan staf perpustakaan. f) menjaga supaya tidak terjadi kesimpangsiuran para pengguna perpustakaan yang mengakibatkan ketidak nyamanan. g) mempelancar proses pekerjaan perpustakaan. h) memungkinkan pemakaian ruangan perpustakaaan secara efektif dan efesien.
            Sehubungan dengan persyaratan dan harapan terciptanya suasana dan kondisi seperti itu, maka yang terpenting dari adanya tata ruang perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut: a) pintu masuk dan keluar yang digunakan untuk lalu lintas pengunjung perpustakaan hanya satu, yakni pintu yang masuk ke bagian peminjaman. Jika terdapat pintu lain di ruangan perpustakaan tersebut, gunakan saja pintu sebagai pintu darurat. b) meja peminjaman perlu ditempatkan dekat pintu masuk. Maksudnya adalah selain berfungsi memudahkan pengontrolan lalu lintas pengunjung, juga berfungsi sebagai informasi umum. c) lemari katalog ditempatkan di samping atau di depan meja peminjaman, agar dapat memudahkan petugasuntuk memberikan membantu pengunjung yang menemui kesulitan penelusuran. d) rak-rak buku berada di pinggir, bergandengan dengan dinding sehingga pengamatan kepadanya dapat dijangkau dari meja peminjaman. e) di sekitar rak buku perlu disediakan meja baca atau meja belajar, terutama diperuntukan bagi mereka yang hanya ingin membaca dan belajar di perpustakaan. f) ruang referens sebaiknya terpisah dengan ruang koleksi yang dipinjamkan dan sebaiknya ditempatkan di bagian belakang, sehingga para pembacanya lebih tenang. g) penempatan perabot dan peralatan perpustakaan yang lainnya disesuaikan dengan kondisi dan fungsinya masing-masing. h) papan pengumuman perpustakaan ditempatkan di depan ruang perpustakaan. Fungsinya agar semua pengumuman yang disampaikan perpustakaan dapat dibaca oleh semua siswa yang berkunjung ke perpustakaan. i) meja baca dan meja belajar ditempatkan sebelum masuk ke ruangan tempat penyimpanan rak-rak buku atau bisa saja ditempatkan berdampingan dengan tempat penyimpanan rak-rak buku.
            Berikut adalah model tata ruang perpustakaan sekolah yang dianjurkan oleh Perpustkaan Nasional RI.


2) Dekorasi: ada dua hal yang harus menjadi perhatian dalam mendekorasi ruangan perpustakan sekolah, pertama, pewarnaan ruangan, kedua, penciptaan keindahan ruangan. Kedua hal ini harus disesuaikan dengan karakter para siswa. Karena hal kedua ini memiliki pengaruh psikologi pada para siswa. Misalnya, warna biru muda akan memberikan efek pada ketenangan siswa.; merah muda akan memunculkan rasa semangat dan ceria; dan putih akan menjadikan perasaaan teduh serta pandangan yang terang dan seterusnya.
            Pewarnaan tidak hanya menyangkut dinding perpustkaan saja tetapi juga menyangkut dinding perpustakaan saja tetapi juga menyangkut elemen-elemn lain di dalam ruangan perpustakaan, seperti plafon atas, lantai dasar, dan elemen-elemen pengisi ruangan perpustakaan; seperti meja dan kursi baca, rak buku, dan majalah. Dengan demikian ruang perpustakaan pun terampil dengan nuansa penuh semangat yang membuat para siswa senang untuk membaca dan belajar di perpustakaan.
            Hal penting lain dalam dekorasi ruangan perpustakaan sekolah adalah unsur keindahan ruangan yang bisa memunculkan rasa nyaman ketika para siswa berada di ruang perpustakaan.
            Agar dekorasi yang dibuat dapat memunculkan unsur keindahan dan rasa nyaman, maka sebelum dekorasi dibuat terlebih dahulu ditentukan temanya dan dibuatkan sketsa dekorasi yang sesuai dengan tema yang ditentukan tersebut. Tema dekorasi bisa modern, semi modern, dan tradisional atau klasik. Ini akan memudahkan dalam membuat dekorasi. Adapun untuk menentukan tema dan sketsa dekorasi akan lebih baik apabila terlebih dahulu dibicarakan dengan para guru dan kepala sekolah.
            Pedoman secara umum yang bisa menjadi pegangan petugas perpustakaan dalam menentukan nilai dekoratif ruang perpustakaan, diantaranya: a) warna cat untuk ruangan tidak menyilaukan mata namun juga tidak suram. b) konsep dekorasi dibuat dengan sederhana namun tetap menarik dan mempunyai nilai keindahan (estetika) yang tinggi. c) sejumlah lukisan dinding yang bagus, penempatan globe yang ditata indah, dan rapi di tempat yang tepat, juga bisa menambah nilai sartistik ruang perpustakaan.
3) Penerangan dan Ventilasi; sama halnya dengan dekorasi, penerangan ruang perpustakaan sekolah juga memberikan pengaruh psikologis kepada pengguna perpustakaan. Oleh karena itu, setiap ruangan memerlukan teknik penerangan yang berbeda-beda untuk ruang kerja petugas perpustakaan misalnya, tentunya membutuhkan penerangan yang sesuai dengan tugas yang harus dikerjakan di ruang itu. Kemudian untuk ruang baca tentu membutuhkan penerangan yang lebih terang. Sedangkan untuk ruang koleksi bahan pustaka tidak membutuhkan penerangan yang terlalu terang, karena bila terlalu terang bisa merusak jenis koleksi bahan pustaka, terutama koleksi sejenis cetakan seperti buku dan majalah.
            Demikian juga pula jika ruangan perpustakaan sekolah menggunakan penerangan cahaya matahari, sebaiknya dihindari cahaya matahari menembus secara langsung kepada koleksi perpustakaan, terutama jenis buku, karena dalam waktu yang lama bisa merusak buku.
            Sedangkan mengenai ventilasi diperlukan untuk mengatur sirkulasi udara di dalam ruangan perpustakaan. Diupayakan sirkulasi udara di ruangan perpustakaan senantiasa baik dan tidak pengap. Sehingga sangat diperlukan adanya ventilasi yang cukup di dalam ruangan perpustakaan.
            Menurut Aa Koasih ventilasi untuk ruangan perpustakaan dapat dibedakan ke dalam dua jenis ventilasi, yaitu: ventilasi pasif dan ventilasi aktif. Yang dimaksud ventilasi pasif adalah ventilasi yang menggunakan alam sebagai sumber udaranya. Caranya dengan membuat lubang-lubang angin atau jendela pada setiap sisi dinding agar udara bisa masuk leluasa ke dalam ruangan perpustakaan.
            Adapun yang dimaksud ventilasi aktif adalah ventilasi buatan menggunakan elektronik (air conditioning – AC) sebagai pengatur udaranya. Penggunaan ventilasi buatan ini lebih menguntungkan karena udara yang digunakan di ruangan perpustakaan suhunya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, baik kebutuhan pengguna perpustakaan maupun kebutuhan untuk pengamanan koleksi bahan pustaka. Karena temperatur dan kelembaban udara yang konstan dapat menjaga keawetan koleksi bahan pustaka atau sebaliknya.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk menggali informasi dan memberi gambaran tentang impelemntasi program pengembangan tata ruang perpustakan SMAN 6 Kota Serang.
Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan Juli sampai September 2017. Tempat penelitian adalah SMAN 6 Kota Serang.
Subyek penelitian yang dimaksud adalah Tata Usaha Bagian Perpustakaan.  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif dalah “human instrument” atau peneliti sendiri. Berkenaan dengan hal ini, Djam’an Satori dan Aan Komariah (2009: 61) menyatakan bahwa konsep human instrument dipahami sebagai alat yang dapat mengungkapkan fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkapkan data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri.
Analisis data menurut Sugiyono (2008: 335) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.  Aktivitas dalam analisis data model Milles dan Huberman ini antara lain reduksi data (data reduction), penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification) (Sugiyono, 2011: 246).

Hasil Penelitian  dan Pembahasan
Perencanaan
Perencanaan program pengembanga tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang merupakan program jangka panjang dari rencana kerja SMAN 6 Kota Serang tahun kedua dari Rencana Kerja tahun 2016 - 2019. Seperti pernyataan tata usaha bagian perpustakaan:
“Perencananaan pengembangan tata ruang perpustakaan memang sudah lama tidak diperhatikan maka fungsi ruang perpustakaan sudah tidak ada lagi menjadi salah fungsi yaitu gudang, dikarenakan banyak bahan atau peralatan selain perlatan perpustakaan, seperti perlatan Lab IPA, Matematika dan lainnya. Namun, kita tahun 2017 sudah memikirkan mengenai tata ruang perpustakaan agar bisa difungsikan seperti seharusnya perpustkaan yang lainnya, dan agar minat baca siswa juga meningkat dengan keadaan ruangan yang tersusun rapih dan membuat nyaman dan tenang siswa. Maka dengan itu kita akan mengalihkan peralatan yang ada di perpustakaan selain peralatan perpustakaan akan kita pindahkan dan kita tahun ke dua ini 2017 akan semaksimal memperhatikan perpustakaan, baik kekurangan buku, meja baca, kursi, tikar, juga perabotan lainnya kita akan usahakan untuk dikembangkan.(ITUBP)

Lebih lanjut dinyatakan informan kepala Bagian Perpustakaan sebagai berikut:
“Untuk rencana tata ruang perpustakaan sudah dikomunikasikan kepada kepala sekolah dan agar dana operasional sekolah juga bisa diposisikan untuk ruang perpustakaan baik penambahan perabotan perpustakaan maupun yang menunjang kelancaran kelola perpustakaan. Dari hasil komunikasi dengan kepala sekolah, sekolah akan mengadakan rak buku dan juga buku untuk di perpustakaan dengan pendanaan dari dana operasional sekolah dan akan di implementsikan akhir bulan September ini.(IKBP)


Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan cukup baik, karena telah direncanakan dua tahun sebelumnya dalam rencana kerja SMAN 6 Kota Serang tahun 2016-2019. Pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang bertujuan mengembangkan  kenyamanan, kesenangan, ketenangan pengguna/pengunjung perpustakaan SMAN 6 Kota Serang melalui kerapihan, keindahan, dan terseusunny tata ruang perpustakaan. Dalam perencanaan ditentukan, waktu pelaksanaan,  sumber pembiayaan serta penanggung jawab pelaksana program.
Pelaksanaan
Seperti yang sudah direncanakan pelaksanaan program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang dibagai menjadi dua tahap. Yaitu dengan rincian pekerjaan seperti pernyataan informan Tata Usaha Bagian Perpustakaan sebagai berikut:
“Tahap pertama implementasi program pengembanan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang adalah melakukan pemindahan peralatan yang bukan peralatan perpustakaan kepada tempatnya masing-masing. Peralatan tersebut mengganggu kenyamanan pengunjung perpustakaan dan menyempitkan ruangan perpustakaan juga membuat ruangan tidak bisa difungsikan seperti fungsi ruangan perpustakaan semestinya. Pelaksanaan pemindahan peralatan selain peralatan perpustakaan dilakukan oleh bantuan siswa, Tata Usaha Pramubakti, peserta PPLK dan dikoordinatori oleh Kepala bagian perpustakaan secara bersamaan mulai dari pemindahan perlatan LAB sampai pemindahan lemari juga penetapan tata kelola perpustakaan untuk memudahkan pengelolaan tata ruang perpustakaan oleh Perserta PPLK MPI yang memiliki ilmu mengenai tata kelola perpustakaan. Pekerjaan ini memakan waktu dua hari kerja mulai dari pemindahan peralatan dan membersihkan ruangan sampai kepada penempatan tata kelola perpustakaan. Dan alhmadulillah pihak kepala bagian Perpustakaan selaku Bendahara sekolah pula menanggung pembiayaannya kepada kelola perpustakaan dengan dana operasional. Pembiyaan yang ditanggung ini karena memang biaya tidak terlalu besar hanya beberapa ratus ribu rupiah saja.” (ITUBP)



Gambar 1 : Peralatan selain peralatan perpustakaan yang akan dipindahkan dalam program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang Tahap Satu

Gambar 1 menunjukkan peralatan selain peralatan perpustakaan yang berada di tengah-tengah  ruangan dan tertumpuk di atas meja belajar perpustakaan SMAN 6 Kota Serang menunjukkan kesan sempit. Sehingga perlu dipindahkan untuk memperluas ruangan atau memberi kesan bahwa SMAN 6 memiliki ruangan perpustakan yang layak. Gambar 1 juga menunjukkan perabotan perpustakaan tidak sesuai dengan fungsinya dan penempatannya pun tidak sesuai. Ini harus segera diperbaikai untuk menghindari ketidak nyamanan siswa dalam mengunjungi perpustakaan karena ruangan perpustakaan belum dikelola secara maksimal.
Implementasi program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang tahap pertama juga dibenarkan oleh informan kepala Bagian Perpustakaan sebagai pelaksana dan penanggung jawab progam, seperti pernyataannya:
“Tahap pertama pelaksanaan program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang adalah pemindahan perabotan selain perabotan perpustakaan seperti Lab kompoter, Lab Kimia, Lab Matematika  dan lain sebagainya. Pemindahan perabotan dilakukan oleh kepala bagian perpustakaan, pustakawan, peserta PPLK MPI, dan mengikutsertakan siswa yang tidak ada kegiatn belajar mengajar. Sedangkan untuk tata kelola diserahkan kepada mahasiswa UIN yang sudah mempelajari tata kelola ruangan perpustakaan dengan memegang pedoman buku perpustakaan, namun sebelumnya kami sudah berkomunikasi dengan pihak perpustakan daerah.” (IKBP)
Dapat disimpulkan pelaksanaan Tahap pertama pelaksanaan program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang tahap pertama adalah pemindahan perabotan selain perabotan perpustakaan seperti Lab kompoter, Lab Kimia, Lab Matematika  dan lain sebagainya yang dirasakan mengurangi kenyamanan, ketenangan, dan keindahan pengunjung perpustakaan. Waktu pelaksanaan kurang lebih 2 hari kerja.  Pembiayaan ditanggung Bendahara sekolah, Penaggung jawab dan pelaksana progam adalah Ketua Bidang perpstakaan. Sedangkan pekerja ruangan dan penataan adalah Tata Usaha Pramubakti, peserta PPLK, siswa dan dikoordinatori oleh Kepala bagian perpustakaan secara bersamaan.
Setelah pekerjaan tahap pertama seleasai. Dilanjutkan pekerjaan untuk tahap kedua agar pengujung bisa menikmati perpustakaan dengan nyaman tenang dan baik. Dan pekerjaan tahap dua baru dilaksanakan sehari setelah pemindahan bahan peralatan seperti pernyataan informan Kepala Bidang Perpustakaan, sebagai berikut:
“Pekerjaan tahap kedua adalah melakukan penataan meja baik meja belajar, meja sirkulasi, meja petugas pustakawan, dan meja koleksi buku. Dan dilanjut dengan penataan rak buku juga penerangan serta sirkulasi udara dan dekorasi keindahan ruangan. Agar perpustakaan terlihat luas, indah, tnang, dan nyaman dipergunakan oleh pengunjung perpustakaan. Dalam pekerjaan ini membutuhkan waktu selama 2 hari, namun ketika melihat rak terdapat kesalahan dalam mengklasifikasikan buku serta terdapat rak yang rusak ambruk dikarenakan rapuhnya rak yang memuat beberapa banyak buku sehingga diperlukan penatan bahan pustaka yang terdapat di berbagai rak maka waktu diperpanjang selama satu minggu.pekerjaan ini dilakukan oleh petugas perpustakaan (pustakawan) dan akan dibantu oleh peserta PPLK.” (IKB Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang tukang Batu dan memakan waktu 15 hari kerja.” (IKBP)
Berdasarkan pengamatan peneliti kondisi tata ruang perpustakan SMAN 6 Kota Serang mengalami kesempetin pada ruangan dikarenakan belum dikelolanya tata ruang seperti pada Gambar 2 sebagia berikut:

Gambar 2 : kondisi tata ruang perpustakaan mengalami kesempitan dan ketidak nyamanan
pengunjung perpustakaan

Gambar 2 menunjukkan kondisi ruangan perpustakaan yang sempit, tidak nyaman, dan kurang kondusif. Dikarenakan perpustakaan belum dikelola secara maksimal dengan mengadakan pengelolaan tata ruang perpustakaan.
Lebih lanjut dari informan Kepala Bidang Perpustakaan menambahkan pernyataannya sebagai berikut:
“Meja dan perabotan yang lainnya harus segera diposisikan dan ditata agar pengunjung bisa menikmati perpustakaan sebagai mestinya, jika meja baca dan meja sirkulasi tidak segera diperbaiki maka perpustakaan akan selamanya kurang diminati dan dikunjungi oleh siswa-siswi SMAN 6 Kota Serang.”(IKBP)
Berdasarkan dengan pernyataan dari kepala bagian perpustakan meja belajar dan meja sirkulasi belum dikelola secara maksimal, seperti pada gambar 3 sebagai berikut:



Gambar 3 : kondisi tata ruang meja belajar individu, meja belajar kelompok, meja petugas perpustakaan, dan meja koleksi buku perpustakaan yang belum dikelola secara maksimal
            Gambar 3 menunjukan penempatan meja belajar, meja sirkulasi, dan meja petugas perpustakan belum ditata rapih masih belum diperhatikan.
Lebih lanjut Informan Tata Usaha Bagian Perpustakaan menyampaikan ada penambahan perbaikan tata ruang perpustakaan yaitu merapihkan koleksi bahan perpustakaan yang berada di rak. Seperti pernyataaanya:
“Penambahan rencana pekerjaan juga terjadi perapihan bahan koleksi dan perbaikan pada rak buku dikearenakan buku tercampur dan tidak sesuai dengan klasifikasi buku pada tiap tiap rak bukunya dan terdapat rak buku yang ambruk.” (ITUBP)
Berikut adalah kondisi pada Rak buku yang sedikit mengalami kerusakan juga kesalahan pada penempatan klasifikasi buku pada raknya masing-masing. Dapat dilihat pada gambar 4.


Gambar 4 : kondisi tata koleksi buku yang kurang baik tercampur tidak sesuai dengan klasifikasinya dan kondisi rak yang ambruk juga rapuh
Berdasarkan data di atas pelakasanaan program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang tahap kedua adalah menata meja belajar, meja sirkulasi, meja petugas perpustakaan, dan meja koleksi bahan perpustakaan. Dan ditambah pelaksanaan kembali dengan penataan buku sesuai dengan klasifikasinya masing masing juga memperbaiki rak yang ambruk agar dapat dipakai kembali. Dikerjakan oleh pustakawan dan dibantu peserta PPLK dengan rentang waktu satu minggu kerja dan pembiayaan dari Bendahara Sekolah.

Faktor Pendukung dan Penghambat
Teradapat  beberapa faktor pendukung dan penghambat implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang. Menurut informan Tata Usaha Bagian Perpustakaan:
“Faktor pendukunng implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang adalah: 1) perencanaan sudah dilakukan dua tahun sebelumnya, 2) dukungan keuangan dari bendahara, 3) dukungan Bagian Kepala Perpustakaan secara moral maufun finansial, 3) Minat baca siswa; 5) Masukan-masukan dari guru mata pelajaran; 6) menjalankan program literasi; 7) kesadaran kepala  Sekolah ” (ITUBP)

Selain faktor pendukung, terdapat beberapa faktor penghambat pelaksanaan program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang. Menurut informan Tata Usaha Bagian Perpustakaan:
“ selama ini perpustakaan belum bisa ditata ruangannya dikarenakan banyak sekali peralatan yang bukan peralatan perpustakaan diletakan diperpustakaan karena bagian sarana prasarana beranggapan bahwa di perpustakaan alat-alat akan aman jika diletakan di perpustakaan, selanjutnya ketidak pedulian kepala sekolah yang dulu dan dewan guru mengenai tata ruang perpustakaan yang mana pendapat beliau yang penting ada perpustakan, kemudian pustakawan kurang memahami ilmu mengenai tentang cara mengelola perpustakaan, dan juga perpustakaan sekolah belum memiliki ruangan yang cukup luas sehingga belum bisa di tata ruangannya .”(ITUBP)

Dapat disimpulkan faktor penghambat implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang meliputi: 1) peletakan peralatan yang bukan peralatan perpustakaan; 2) kurang kepedulian; 3)pustakawan belum memahami ilu perpustakaan; 4) belum memiliki ruangan yang cukup luas.
Hasil Implementasi
            Program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang telah diimplementasikan degan hasil-hasil terdeskripsikan oleh informan Tata Usaha Bagian Perpustakaan maupun informan Kepala Bidang Perpustakaan. Menurut informan kepala bagian perpustakaan sebagai berikut:
“Untuk penataan tata ruangan perpustakaan cukup baik dapat dilihat secara langsung maupun foto.”

Menurut kepala bidang perpustakaan  sebagai berikut:
“Untuk penataan tata ruang perpustakaan cukup baik, cukup memuaskan, menambah kenyamanan dan ketenangan dan keindahan bagi pengunjung perpustakaan dapat dilihat secara langsung maupun foto.”

Apa yang dinyatakan responden Tata Usaha Bagian perpustakaan dan Kepala bagian perpustakaan dapat dilihat pada dokumentasi sebagai berikut:

Gambar 5 : kondisi meja belajar individu setelah implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang


Gambar 6 : kondisi meja belajar kelompok setelah implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang




Gambar 7 : kondisi meja petugas perpustakaan, meja sirkulasi, dan meja koleksi bahan pustaka setelah implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang
Gambar 5, 6, 7  menunjukkan meja belajar individu, meja belajar kelompok,  meja petugas perpustakaan, meja sirkulasi, dan meja koleksi bahan pustaka setelah implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang dengan harapan membuat pengunjung merasa senang nyaman sehingga pengunjung selalu mengunjungi perpustakaan.


Gambar 8 : kondisi rak buku setelah implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang
Gambar 8  menunjukkan rak buku setelah implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang yang ditata rapih sesuai kelompok buku.



Gambar 9 : kondisi klasifikasi rak buku setelah implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang
Gambar 9  menunjukkan kondisi klasifikasi rak buku setelah implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang dengan harapan mempermudah pengunjung perpustakaan dalam mencari buku yang mereka cari.

Pembahasan Penelitian
Pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN 6 Kota Serang yang cukup baik mulai dari perencanaan maupun hasilnya memang harus diupayakan untuk menyesuaiakan dengan Paduan Pengelolaan tata ruang perpustakaan yang dikeluarkan oleh Permen Diknas Nasional (Permendiknas) RI Nomor 24 Tahun 2007. Maka tata ruang perpustakaan sekolah mengikuti alur, sebagai berikut: a) pintu masuk dan keluar yang digunakan untuk lalu lintas pengunjung perpustakaan hanya satu, yakni pintu yang masuk ke bagian peminjaman. Jika terdapat pintu lain di ruangan perpustakaan tersebut, gunakan saja pintu sebagai pintu darurat. b) meja peminjaman perlu ditempatkan dekat pintu masuk. Maksudnya adalah selain berfungsi memudahkan pengontrolan lalu lintas pengunjung, juga berfungsi sebagai informasi umum. c) lemari katalog ditempatkan di samping atau di depan meja peminjaman, agar dapat memudahkan petugasuntuk memberikan membantu pengunjung yang menemui kesulitan penelusuran. d) rak-rak buku berada di pinggir, bergandengan dengan dinding sehingga pengamatan kepadanya dapat dijangkau dari meja peminjaman. e) di sekitar rak buku perlu disediakan meja baca atau meja belajar, terutama diperuntukan bagi mereka yang hanya ingin membaca dan belajar di perpustakaan. f) ruang referens sebaiknya terpisah dengan ruang koleksi yang dipinjamkan dan sebaiknya ditempatkan di bagian belakang, sehingga para pembacanya lebih tenang. g) penempatan perabot dan peralatan perpustakaan yang lainnya disesuaikan dengan kondisi dan fungsinya masing-masing. h) papan pengumuman perpustakaan ditempatkan di depan ruang perpustakaan. Fungsinya agar semua pengumuman yang disampaikan perpustakaan dapat dibaca oleh semua siswa yang berkunjung ke perpustakaan. i) meja baca dan meja belajar ditempatkan sebelum masuk ke ruangan tempat penyimpanan rak-rak buku atau bisa saja ditempatkan berdampingan dengan tempat penyimpanan rak-rak buku.
Penutup
Perencanaan implementasi program pengembangan tata ruang perpustakaan SMAN Kota Serang cukup baik, karena telah direncanakan dua tahun sebelumnya dalam rencana kerja Bidang Perpustakaan tahun 2016-2019. pengembangan tata ruang perpustakaan bertujuan mengembangkan kenyamanan, kesenangan dan ketenagan pengunjung perpustakaan dalam mengunjungi perpustakaan. Dalam perencanaan ditentukan, waktu pelaksanaan,  sumber pembiayaan serta penanggung jawab pelaksana program.
Pelaksanaan program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang tahap pertama adalah pemindahan perabotan selain perabotan perpustakaan seperti Lab kompoter, Lab Kimia, Lab Matematika  dan lain sebagainya yang dirasakan mengurangi kenyamanan, ketenangan, dan keindahan pengunjung perpustakaan. Waktu pelaksanaan kurang lebih 2 hari kerja.  Pembiayaan ditanggung Bendahara sekolah, Penaggung jawab dan pelaksana progam adalah Ketua Bidang perpstakaan. Sedangkan pekerja ruangan dan penataan adalah Tata Usaha Pramubakti, peserta PPLK, siswa dan dikoordinatori oleh Kepala bagian perpustakaan secara bersamaan.
Pelakasanaan program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang tahap kedua adalah melakukan penataan meja baik meja belajar, meja sirkulasi, meja petugas pustakawan, dan meja koleksi buku. Dan dilanjut dengan penataan rak buku juga penerangan serta sirkulasi udara dan dekorasi keindahan ruangan. Agar perpustakaan terlihat luas, indah, tnang, dan nyaman dipergunakan oleh pengunjung perpustakaan. Dalam pekerjaan ini membutuhkan waktu selama 2 hari, namun ketika melihat rak terdapat kesalahan dalam mengklasifikasikan buku serta terdapat rak yang rusak ambruk dikarenakan rapuhnya rak yang memuat beberapa banyak buku sehingga diperlukan penatan bahan pustaka yang terdapat di berbagai rak maka waktu diperpanjang selama satu minggu.pekerjaan ini dilakukan oleh petugas perpustakaan (pustakawan) dan akan dibantu oleh peserta PPLK.” (IKB Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang tukang Batu dan memakan waktu 15 hari kerja.
Faktor pendukung  implementasi program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang meliputi: 1) perencanaan sudah dilakukan dua tahun sebelumnya, 2) dukungan keuangan dari bendahara, 3) dukungan Bagian Kepala Perpustakaan secara moral maufun finansial, 3) Minat baca siswa; 5) Masukan-masukan dari guru mata pelajaran; 6) menjalankan program literasi; 7) kesadaran kepala  Sekolah.
Faktor penghambat implementasi program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang meliputi: 1) peletakan peralatan yang bukan peralatan perpustakaan; 2) kurang kepedulian; 3) pustakawan belum memahami ilu perpustakaan; 4) belum memiliki ruangan yang cukup luas.
Hasil program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang ruang perpustakaan dikelola sudah cukup baik, meja sirkulasi, meja petugas perpustakaan, meja belajar, dan meja koleksi buku sudah cukup baik, serta kenyamanan perpustakaan sudah siap dipakai oleh pengunjung perpustakaan agar para pengunjung mendapat pelayanan yang baik tata ruang yang baik dan menimbulkan kesenangan sehingga akan selalu mengunjungi perpustkaan.
Berdasarkan hasil penelitian, penelitian menyarankan kepada pihak sekolah: pertama membuat program program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang secara lebih detail dan terencana dengan baik, dengan terlebih dahulu melakukan survei apa saja yang harus dikembangkan. Kedua, pengadaan dan program pengembangan tata ruang perpustkaan SMAN 6 Kota Serang harus memperhatikan dan memenuhi syarat-syarat kenyamanan, kemanan fungsi dan manfaat pendididkan bagi peserta didik. Ketiga, tata ruang yang telah dikembangkan harus dipelihara dan dijaga kebersihan, kerapihan maupun keindahannya.





Daftar Isi

P. Sumardji, Mengelola Perpustakaan, Yogyakarta : Penerbit Yayasan Kanisius, Tanpa tahun.

Bakewell, K.G.B., A Manual Of Cataloguing Practice, New York : Pergamon Press, 1978
.

Bafadal, Ibrahim.Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan AplikasinyaJakarta: Bumi Aksara, 2004.

A.S. Nasution, PerpustakaanSekolah, Jakarta : Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen P dan K, 1981.

Perpustakaan Nasional RI.Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan Nasional RI. Jakarta, 1999.

Darmono (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo.

Taufiq A. D dan Tri S. (Ed). (2000).  Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Madrasah. Yogyakarta: BEP-FkBA-LpPI.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

----------. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (1983). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis). Jakarta: Bumi Aksara.





[1] Ibrahim bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2015) hal. 150
[2] Yaya suhendar, Cara Mengelola Perpustakaan Sekolah Dasar (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2014) hal. 9
[3] Sulistyo basuki , Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: Gramedia, 1991) hal. 3
[4] Wikipedia, Perpustakaan. http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan. Akses 26 Mei 2010
[5] Pawit M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan sekolah. (Jakarta: Kencana, 2013) hal. 1
[6] DPU Cipta Karya & Tata Ruang, 2009. Pengertian-pengertian.
http://ciptakarya.sumenep.go.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=22 Akses: 19 Januari 2010
[7] Pawit M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan sekolah. (Jakarta: Kencana, 2013) hal. 95
[8] Pawit M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan sekolah. (Jakarta: Kencana, 2013) hal. 96
[9] Yaya suhendar, Cara Mengelola Perpustakaan Sekolah Dasar (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2014) hal. 13